Selamat Datang di blog Neneng

Jumat, 20 November 2009

Puisi Ku



1.NOL

Hampa
Kosong
Tiada
Tak berisi
Hati dan jiwaku
Nol
Mengapa?
Apanya?
Bagaimana?
Kau tahu maknanya
Kosong Hampa Tiada Tak berisi
Hati dan jiwa ini
(Maret 2009)

2.Kipas Tua
Kipas tua dibeli ibu
kipas tua dipakai ibu
bangga ibu cerita pada tetangga
tentang kipas tua
kipas tua seratus ribu saja
dibeli ibu dari pasar baru
dipakai ibu satu jam lalu
(Maret 2009)


Salam manis selalu
d'Sri

PUISI KARYA SRI

SAJAK JUM'AT SORE

Angin tak menyapa tapi diriku beku
pohon mangga didepan rumah
tak sedikitpun melambaikan tangannya
tanda bernyawa
bagai arca

Ku usap setitik air dijendela
bekas hujan tadi
aku meyakini mu angin
kau diam berikan ku kehidupan
tidak seperti para pembesar
diam hancurkan kehidupan.

MENGAPA KAU BUANG CINTA MU?

SEONGGOK DAGING MENGAMBANG
TERKADANG DIKANTONG PLASTIK
SESOSOK BAYI MENANGIS
KEMARIN
DIMESJID TENGAH KOTA
MENJERIT
MEMANGGIL AYAH BUNDA

BEGITU,SELALU
SELALU BEGITU

KAU LEMPAR BUAH CINTAMU
SETELAH KAU MEREGUK MADU NIRWANA
KAU BUNUH BUAH CINTAMU
SETELAH KAU PUAS
MENGEKSPLORASI BIRAHI
TAK ADAKAH HATI NURANI
BERBICARA CINTA SUCI
YANG ILLAHI HADIRKAN
LEWAT TANGIS BAYI


Salam manis selalu
d'Sri


Cipetir 20 Nov 2009

Senin, 09 November 2009

Wawan "Si Hitam Manis" dari Kuningan Timur

Tugas Mata Kuliah Menulis-I
Nama :Sri Masriah
Tingkat :2C
Prodi:Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kuningan


Wawan “Si Hitam Manis” dari Kuningan Timur
Dengan bangga dan rasa bahagia,aku bercerita untuk mu teman.

Sabtu pagi 22 tahun yang lalu,lebih tepatnya 22 Mei 1987 terdengar tangisan bayi dari kediaman Bapak Sarpa dan Ibu Nati.Yang bertempat tinggal di Dusun Cipicung RT 12/04 Desa Mandapa Jaya Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan.Rona bahagia terpancar dari wajah pasangan suami istri ini.Penuh ungkapan rasa syukur karena Allah memberi anugerah yang tiada tara.Mereka dianugerahi seorang anak laki-laki.Bapak Sarpa berharap anaknya yang lahir ini akan menjadi kebanggan keluarganya.
Bayi mungil itu kemudian diberi nama Wawan Karnawan.Diberi nama itu semoga hebat seperti Karna dalam tokoh pewayangan.Wawan kecil tumbuh lucu dan menggemaskan.Tiada yang berbeda dengan sosok Wawan.Ia sama seperti anak lainnya.Masuk Sekolah Dasar Negeri 2 Mandapa diusia 7 tahun,lulus tahun 2000.Kemudian melanjutkan sekolah sambil mondok di MTsN Cisontrol Ciamis,lulus Tahun 2003.Setelah itu melanjutkan Sekolah di MAN 1 Rancah Ciamis,lulus Tahun 2006.
Saat kelas 3 SD Wawan mendapat anugerah dari Allah.Ia mendapat seorang adik.Tentunya hal ini baik karena ia merasa sepi sendirian.Keinginannya memang tak mau jadi anak tunggal.Ksatria kedua hadir didepan mata dan diberi nama Irwan.Dua bersaudara yang rukun dan saling mengasihi.Pastinya dua ksatria telah hadir di Keluarga Bapak Sarpa dan Ibu Nati.
Temanku yang hitam manis ini orangnya sedikit jaim.(Menjaga image).Namun bila dilihat dari pembagian unsure dalam karakter manusia unsure yang ada dalam diri temanku ini adalah air.Dimana air ini mudah diarahkan,punya solidaritas yang tinggi dan mau menerima apa-adanya.
Suatu hari angin bertiup kencang dan menjahili seluruh daun-daun,seketika bergoyang kesana kemari.Seolah ada nada yang disepakati bersama.Jahilnya angin diikuti oleh temanku Wawan.Ketika sekolah di MTsN Cisontrol ternyata Wawan jahil juga.Dia bersama teman-temannya berhasil mengerjai ustaznya.Waktu dibangunkan solat subuh,diatas pintu sudah disimpan ember berisi air.Ketika pintu dibuka oleh Pak Ustaz Agus air itu jatuh menyirami tubuh Pak Ustaz dan ember itu masuk ke kepala Pak Ustaz.Semuanya tertawa kegirangan.Beruntunglah Wawan dan teman-teman,karena Pak Ustaz Agus ini biak hati,jadi memaafkan semua kesalahan murid-muridnya.Dengan catatan tidak mengulangi hal yang sama dikemudian hari.Pak ustaz Agus memahami bahwa jahil dan nakalnya murid-muridnya adalah nakal yang biasa dalam batas wajar.
Wawan juga seorang pekerja keras. Wawan bukanlah sosok laki-laki yang pantang menyerah dalam hidup.Hal ini dia buktikan dengan ikut mengajar di SDN 2 Mandapa almamater tercinta.Oleh kepala sekolah dia diberi kepercayaan mengajar kelas 3.Sebenarnya menjadi guru adalah cita-cita Wawan sejak dibangku sekolah dasar.”Aku ingin menjadi pahlawan tanpa tanda jasa"terus membahana diruang hatinya.
Setelah vakum 2 tahun berhenti sekolah akhirnya Wawan memutuskan kembali ke bangku sekolah.Wawan kuliah lagi untuk menambah wawasan dan ilmu menjadi seorang guru yang professional.Ia masuk Uniku dengan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Tentunya atas izin dari orang tua.
Masuk kuliah ternyata membawa banyak berkah untuk Wawan,sebab selain mendapatkan ilmu yang diinginkan ia juga bertemu dengan sosok gadis yang kini mengisi hatinya.Ia jatuh cinta pada teman kuliahnya.(Namanya dirahasiakan).Sigadis pujaan ini berhasil memikat Wawan dengan sejuta pesona budi pekerti.Sesuai dengan kriteria yang dipasang.Gadis itu baik,perhatian dan mau mengerti dirinya..
jauhnya jarak antara rumah Wawan ke kampus FKIP tidak menyurutkan langkahnya sedikitpun,Untuk menyiasati hal itu maka ia memutuskan untuk kos dirumah temannya didaerah Cigadung.Cahaya harapan datang pada sosok temanku ini.Lewat kuliah dia bermimpi menjadi guru yang profesional.Lewat kuliah juga ia berharap bisa menjadi kebanggan keluarganya.Tak gentar sedikitpun dan takkan menyerah sebelum menyandang gelar S.Pd..Jalan raya antara Cilebak Kuningan menjadi saksi gigihnya perjuangan seorang Wawan Karnawan.
Kuliah dan mengajar di sekolah dasar bukanlah beban yang berat bagi Wawan.Ia berprinsip beban itu tidak akan terasa berat jika kita menanggungnya sesuai dengan kemampuan kita.Artinya beban itu akan terasa ringan jika intens membawa beban itu sesuai dengan kemampuan kita,tidak berdasar pada volume beratnya suatu beban.Misalnya kita sudah lelah dengan aktivitas kita,ya kita tinggalkan sejenak untuk beristirahat.Sehingga kuliah dan mengajar adalah hal yang menyenangkan untuk dijalani.
Berbicara tentang Wawan tidak akan ada habisnya.Ia juga seorang pecinta binatang,khususnya kucing.Pokoknya semua Kucing pasti dia sayang.Selain kucing,Wawan juga mememlihara beberapa ekor ayam.Memang ayam itu bukan miliknya.Tapi milik orang tuanya.Wawan tetap memelihara ayam itu sama seperti ia mememlihara kucing.
Lelaki pencinta segala jenis makanan dan minuman ini sangat hobi sekali mendengarkan musik.Lagu-lagu band terbaru menjadi pavoritnya.Wawan juga senang membaca buku.Buku apa saja yang berisi ilmu pengetahuan dan novel-novel yang bercerita tentang cinta.
Baginya semua kejadian yang dialami dalam hidupnya adalah serangkaian takdir yang harus dinikmati.Tidak terkecuali hal yang tidak menyenangkan dalam hidup.Berbicara soal yang tidak menyenangkan,Wawan tidak suka kepada siapa saja yang berbicara sembarangan.Hal tersebut tentu bila berbicara masalah yang tidak mendasar.
Kini Wawan duduk dibangku kuliah tingkat 2C.Program Studi Pendididkan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan.Masih terus bermimpi dan berusaha mewujudkan impiannya.Indek Prestasinya tidak mengecewakan kedu orang tuanya.”Masih berada dilevel aman dan semester ini harus terus meningkat” ujarnya.
Suara azan dari sebuah musola dekat kampus bergema,mengakhiri sedikit percakapan ku dengan temanku Wawan.Semoga semangat Wawan si Hitam Manis dari Kuningan Timur bisa kita tiru.Dari daerah terpencil juga bukan halangan untuk mendapatkan pendidikan dan meraih apa yang dicita-citakan seperti Ikal dan Laskar Pelanginya menjadi orang besar dan maju karena mimpi.

Sabtu, 07 November 2009

Jilbab menurut mitos

Banyak pertanyaan mengenai jilbab.mengapa harus berjilbab?Pertanyaan itu terus membahana dikalbu saya.Apalagi godaan pakaian-pakaian seksi,tak bisa ditahan dan diabaikan.Tetapi Allah sudah menurunkan aturan dan selayaknya kita meyakini serta mentaati.Tulisan ini saya dapat ketika saya mencari bahan materi jilbab dan hukumnya dalam islam.Semoga temuan tulisan ini dapat membantu kita semua memahami aturan yang sebenarnya.

Safir_LC
28 July 2009, 07:24 AM
Jilbab Menurut Islam, Kristen dan Yahudi: Mitos dan Realita

Marilah kita buka satu persoalan yang di negara-negara Barat dianggap sebagai simbol dari penindasan dan perbudakan wanita, yaitu jilbab atau tudung kepala. Apakah betul tidak terdapat pembahasan mengenai jilbab di dalam tradisi Jahudi-Kristen ? Mari kita lihat bukti catatan yang ada. Menurut Rabbi Dr. Menachem M. Brayer, Professor Literatur Injil pada Universitas Yeshiva dalam bukunya, The Jewish woman in Rabbinic Literature, menulis bahwa baju bagi wanita Yahudi saat bepergian keluar rumah yaitu mengenakan penutup kepala yang terkadang bahkan harus menutup hampir seluruh muka dan hanya meninggalkan sebelah mata saja. Beliau disana mengutip pernyataan beberapa Rabbi (pendeta Yahudi) kuno yang terkenal: "Bukanlah layaknya anak-anak perempuan Israel yang berjalan keluar tanpa penutup kepala" dan "Terkutuklah laki-laki yang membiarkan rambut isterinya terlihat," dan "Wanita yang membiarkan rambutnya terbuka untuk berdandan membawa kemelaratan."
Hukum Rabbi melarang pemberian berkat dan doa kepada wanita menikah yang tidak menutup kepalanya karena rambut yang tidak tertutup dianggap "telanjang". Dr. Brayer juga mengatakan bahwa "Selama masa Tannaitic, wanita Yahudi yang tidak menggunakan penutup kepala dianggap penghinaan terhadap kesopanannya. Jika kepalanya tidak tertutup dia bisa dikenai denda sebanyak empat ratus zuzim untuk pelanggaran tersebut."
Dr. Brayer juga menerangkan bahwa jilbab bagi wanita Yahudi bukanlah selalu sebagai simbol dari kesopanan. Kadang-kadang, jilbab justru menyimbolkan kondisi yang membedakan status dan kemewahan yang dimiliki wanita yang mengenakannya ketimbang ukuran kesopanan. Jilbab atau tudung kepala menandakan martabat dan keagungan seorang wanita bangsawan Yahudi. Jilbab juga diartikan sebagai penjagaan terhadap hak milik suami.
Jilbab menunjukkan suatu penghormatan dan status sosial dari seorang wanita. Seorang wanita dari golongan bawah mencoba menggunakan jilbab untuk memberikan kesan status yang lebih tinggi. Jilbab merupakan tanda kehormatan. Oleh karena itu di masyarakat Yahudi kuno, pelacur-pelacur tidak diperbolehkan menutup kepalanya. Tetapi pelacur-pelacur sering memakai penutup kepala agar mereka lebih dihormati (S.W.Schneider, 1984, hal 237). Wanita-wanita Yahudi di Eropa melanjutkan menggunakan jilbab sampai abad ke sembilan belas hingga mereka bercampur baur dengan budaya sekuler. Tekanan eksternal dari kehidupan di Eropa pada abad sembilan belas memaksa banyak dari mereka pergi keluar tanpa penutup kepala.
Beberapa wanita Yahudi kemudian lebih cenderung menggantikan penutup tradisional mereka dengan rambut palsu sebagai bentuk lain dari penutup kepala. Dewasa ini, wanita-wanita Yahudi yang saleh tidak pernah memakai penutup kepala kecuali bila mereka mengunjungi sinagog (gereja Yahudi) (S.W.Schneider, 1984, hal. 238-239). Sementara beberapa dari mereka. seperti sekte Hasidic, masih menggunakan rambut palsu (Alexandra Wright, 19??, hal 128-129).
Bagaimanakah jilbab menurut tradisi Kristen?
Kita sendiri menyaksikan sampai hari ini bahwa para Biarawati Katolik menutup kepalanya yang suruhannya sebetulnya telah ada semenjak empat ratus tahun yang lalu. Tetapi bukan hanya itu, St. Paul (atau Paulus) dalam Perjanjian Baru, I Korintus 11:3-10, membuat pernyataan-pernyataan yang menarik tentang jilbab sebagai berikut: "Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap laki-laki adalah Kristus, kepala dari perempuan adalah laki-laki dan kepala Kristus adalah Allah. Tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya. Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga mengguting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya. Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki. Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki. Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan dicipt akan karena laki-laki. Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena malaikat". (I Korintus 11:3-10).
St. Paul memberikan penalaran tentang wanita yang berjilbab atau berkerudung adalah bahwa jilbab memberikan tanda kekuasaan pada laki-laki, yang merupakan gambaran kebesaran Tuhan, atas wanita yang diciptakan dari dan untuk laki-laki. St. Tertulian di dalam risalahnya "On The Veiling Of Virgins" menulis: "Wanita muda hendaklah engkau mengenakan kerudung saat berada di jalan, demikian pula hendaknya engkau mengenakan di dalam gereja, mengenakannya saat berada di antara orang asing dan mengenakannya juga saat berada di antara saudara laki-lakimu."
Di antara hukum-hukum Canon pada Gereja Katolik dewasa ini, ada hukum yang memerintahkan wanita menutup kepalanya di dalam gereja (Clara M Henning, 1974, hal 272). Beberapa golongan Kristen, seperti Amish dan Mennoties contohnya, mereka hingga hari ini tetap mengenakan tutup kepala. Alasan mereka mengenakan tutup kepala, seperti yang dikemukakan pemimpin gerejanya adalah: "Penutup kepala adalah simbol dari kepatuhan wanita kepada laki-laki dan Tuhan," logika yang sama seperti yang ditulis oleh St. Paul dalam Perjanjian Baru (D. Kraybill, 1960, hal 56).
Dari semua bukti-bukti di atas, nyata bahwa Islam bukanlah agama yang mengada-adakan dan mewajibkan penutup kepala, tetapi Islam telah mendukung hukum tersebut. Al Qur'an memerintahkan kepada laki-laki dan perempuan yang beriman untuk menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Juga memerintahkan wanita beriman agar memanjangkan penutup kepalanya sampai menutupi leher dan dadanya.
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat..... Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dadanya..." (An Nuur:30,31)
:maap
Safir_LC
28 July 2009, 07:25 AM
Di dalam Al Qur'an jelas tertulis bahwa kerudung sangat penting untuk menutup aurat. Mengapa aurat itu penting ? Hal itu dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al Ahzab 59: "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (Al Ahzab:59)
Pada intinya, kesederhanaan digambarkan untuk melindungi wanita dari gangguan atau mudahnya, kesederhanaan adalah perlindungan.
Jadi, tujuan utama dari jilbab atau kerudung di dalam Islam adalah perlindungan. Kerudung di dalam Islam tidak sama seperti di dalam tradisi Kristen dimana merupakan tanda bahwa martabat laki-laki berada di atas wanita dan merupakan simbolisasi tunduknya wanita terhadap laki-laki. Kerudung di dalam Islam juga bukan seperti di dalam tradisi Yahudi dimana kerudung merupakan tanda keagungan dan tanda pembeda sebagai wanita bangsawan yang menikah. Kerudung di dalam Islam hanya sebagai tanda kesederhanaan dengan tujuan melindungi wanita, tepatnya semua wanita. Pada falsafah Islam dikenali prinsip bahwa selalu lebih baik menjaga daripada menyesal kemudian. Al Qur'an sangat
memperhatikan wanita dengan menjaga tubuh mereka dan kehormatan mereka atas pernyataan laki-laki yang berani menuduh ketidaksucian seorang wanita, mereka akan mendapat balasan;
"Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah (mereka yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nuur 4)
Bandingkan sikap Al Qur'an yang sangat tegas, dengan hukuman yang sangat longgar bagi pemerkosa di dalam Injil:
"If a man find a damsel that is a virgin, which is not betrothed, and there was none to save her. Then the man that lay with her shall give unto the damsel's father fifty shekels of silver, and she shall be his wife; because he hath humbled her, he may not put her away all his days" (Deut. 22:28-29).
Terjemahannya:
"Jika seorang laki-laki menemui seorang gadis yang tidak dijanjikan untuk dinikahkan kemudian memperkosanya, dia harus membayar sebesar lima puluh shekels perak kepada ayah gadis itu. Laki-laki itu harus menikahi gadis tersebut karena perbuatannya dan dia tidak boleh menceraikannya selama hidupnya" (Ulangan. 22:28-29).
Patut ditanyakan, siapa yang sebenarnya dihukum dalam hal ini? Orang yang membayar denda karena telah memperkosa ataukah gadis yang dipaksa untuk menikah dengan laki-laki yang memperkosanya dan harus tinggal bersamanya sampai dia mati ? Pertanyaan lainnya: Mana yang lebih melindung seorang wanita sikap tegas Al Qur'an atau sikap kendor moral (lax) daripada Injil ?
Beberapa kalangan, terutama di belahan negara-negara Barat, mungkin cenderung untuk menertawakan bahwa kesederhanaan (modesty) berguna untuk perlindungan. Alasan mereka adalah perlindungan yang terbaik yaitu memperluaskan pendidikan, berperilaku yang sopan, dan pengendalian diri. Kami akan mengatakan: semua itu baik tapi tidak cukup.
Jika tindakan yang ada dipandang perlindungan yang sudah cukup, lalu mengapa wanita-wanita di Amerika Utara saat ini tidak berani berjalan sendirian di kegelapan atau bahkan cemas melewati tempat parkir yang sepi ?. Jika pendidikan adalah suatu penyelesaian lalu mengapa Universitas Queen yang terkenal pelayanan pendidikannya terpaksa harus mengantar pulang para mahasiswi di dalam kampus ?. Jika pengendalian diri adalah jawabannya, lalu mengapa kasus pelecehan sex di tempat kerja diberitakan di media masa nyaris setiap hari ?. Contohnya, yang tertuduh melakukan pelecehan sex dalam beberapa tahun terakhir: para perwira Angkatan Laut, Manager-manager,
Professor-professor, Senators, Pengadilan Tinggi (Supreme Court Justices), dan bahkan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton sendiri !
Saya tercengang saat saya membaca statistik yang ditulis dalam sebuah pamflet yang dikeluarkan oleh Dean of women's office di Universitas Queen berikut :
* Di Canada, setiap 6 menit ada seorang wanita yang mengalami pelanggaran sexual.
* 1 dari 3 wanita di Canada akan mengalami pelanggaran sexual pada suatu saat dalam kehidupannya.
* 1 dari 4 wanita berada dalam resiko diperkosa atau usaha pemerkosaan dalam kehidupannya.
* 1 dari 8 wanita akan mengalami pelanggaran sexual saat menjadi mahasiswi unitersitas.
* Sebuah penelitian menemukan bahwa 60% dari mahasiswa laki-laki mengatakan mereka akan berbuat pelanggaran seksual jika mereka yakin mereka tidak ditangkap.
Ada sesuatu yang secara fundamental amat sangat keliru di masyarakat kita ini [negara Barat, penerjemah] Suatu perubahan yang radikal sangat perlu dilakukan di dalam gaya hidup dan budaya kita ini. Budaya hidup sederhana (modesty) teramat sangat dibutuhkan.Sederhana dalam berpakaian, dalam bertutur kata, dan dalam sopan santun berhubungan antara pria dan wanita. Kalau perubahan tidak dilakukan, maka angka-angka statistik yang kelabu di atas akan makin suram dari hari ke hari hingga benar-benar semuanya terjerembab dalam kegelapan. Dan sialnya, penanggung beban masyarakat yang paling berat adalah para wanita.
Sesungguhnya kita semua menderita sebagaimana Khalil Gibran (sastrawan nasrani dari Libanon, penerjemah) pernah mengatakan: "...for the person who receives the blows is not like the one who counts them." (Khalil Gibran, 1960, hal 56). Oleh sebab itu, sebuah masyarakat seperti Perancis yang pernah mengusir seorang gadis dari sekolahnya lantaran si gadis menampilkan kesederhaan dengan mengenakan tudung, sesungguhnya hanyalah tindakan yang mencelakakan masyarakat itu sendiri.
Adalah sebuah ironi maha besar di dalam dunia yang kita tinggali saat ini. Secarik tudung penutup kepala mereka katakan sebagai simbol 'kesucian' saat dikenakan oleh seorang biarawati Katolik, padahal dalam ajaran Kristiani hal itu untuk menunjukkan kekuasaan pria. Namun apabila secarik tudung kepala tersebut dikenakan oleh seorang muslimah untuk keperluan melindungi diri, justru dituduh sebagai simbol penindasan pria atas wanita! []


Catatan Redaksi: Artikel berikut adalah salah satu bab dari buku kecil karangan Dr. Sherif Abdel Azeem, seorang professor di Queen University, Ontario, Canada. Judul bukunya (terbitan 1996) adalah Women in Islam versus Women in the Judaeo-Christian Tradition; The Myth and The Reality. Hak Cipta ada pada pengarang dimana beliau mengijinkan untuk penyalinan dan terjemahan sepanjang tidak mengurangi isinya.
Terjemahan
ke bahasa Indonesia dilakukan oleh Ria Amirul.
:maap


Safir_LC
1 August 2009, 02:16 PM
Berpenampilan Muslimah Yang Gaul & Syar'i

Setelah sempat dilecehkan, akhirnya busana muslimah diterima di tengah masyarakat kita. Bahkan busana jenis ini, kemudian menjadi trend yang terus berkembang. Tidak lagi sulit menemukan wanita yang mengenakan busana muslimah lengkap dengan kerudung yang menutupi auratnya. Beragam mode, corak dan warna busana muslimah begitu indah dipandang mata. Berbagai pasar dan pusat perbelanjaan yang merupakan mata rantai dari busana jenis ini, juga menyediakan keleluasaan memilih bagi para muslimah, dengan begitu banyak mode yang mereka tawarkan.
Aneka pilihan busana muslimah membuka jalan bagi para muslimah untuk tampil lebih gaya. Tentunya bukan gaya yang berlebihan dan berkonotasi negatif.Namun, langkah seorang muslim dan muslimah harus seiring sejalan dengan tuntunan al Qur'an dan hadist yang sangat mulia. Jadi tidak sekedar tampil gaya, kita pun harus memperhatikan busana dan cara berbusana seperti yang diajarkan dalam Islam.
Untuk itu, yang perlu diperhatikan dalam berbusana muslimah adalah:
1. Menutupi seluruh tubuh, selain yang dikecualikan.
Pendapat ulama yang paling kuat tentang bagian tubuh yang dikecualikan dan boleh terlihat adalah muka dan telapak tangan.
2. Memakai kerudung sampai dada Ketentuan ini merujuk pada al Qur'an surat An Nuur ayat 31, "Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung hingga ke dadanya." Ketentuan ini juga ada pada surat al Ahzab ayat 59, "Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka keseluruh tubuh."
Dengan demikian kriteria kerudung yang sesuai dengan ayat-ayat di atas adalah yang menutup rambut, leher sampai ke dada. Bukan yang hanya menutup rambut atau sampai leher saja.
3. Tidak tipis sehingga terlihat kulit dan bayangan tubuh dibaliknya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah pernah memberi Usamah bin Zaid Qubthiyyah (pakaian dari katun yang tipis) yang kasar. Tetapi Usamah tidak memakai dan ia memberikan pada istrinya. Nabi SAW bersabda, "Suruhlah ia memakai rangkapan (puring) didalamnya, agar tidak terlihat lekuk-lekuk tulangnya."
4. Tidak ketat sehingga tergambar jelas bentuk tubuhnya.
Busana ketat walau tidak tipis akan memperlihatkan lekuk tubuh wanita, misalnya bentuk pinggul, dada, bokong dan sebagainya. Meskipun berpakaian dan menutup rambut, sebenarnya ia tetap saja telanjang. Busana mode ini akan lebih membangkitkan syahwat dan mengundang fitnah. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan wanita yang mengenakan busana seperti ini kelak tidak akan masuk surga bahkan mencium bau surga pun tidak bisa.
5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki Menurut Abdul Halim Abu Syuqqah dalam buku kebebasan wanita (jilid IV) yang dimaksud adalah larangan menyerupai laki-laki secara keseluruhan. Bukan hanya kesamaan dalam satu potongan pakaian saja misalnya celana panjang yang bisa dikenakan oleh pria atau wanita. Agar tidak membentuk tubuh, sebaiknya celana tersebut berpipa lebar dilengkapai dengan stelan baju yang agak panjang.
6. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir Masih menurut Abu Syuqqah, prinsip nomor 5 di atas juga bisa dipakai. Yang terlarang adalah menyerupai secara keseluruhan, misalnya busana muslimah yang menyerupai biarawati.
7. Tidak dimaksudkan untuk pamer atau menarik perhatian laki-laki.
Wangi parfum yang berlebihan dan gaya berjalan yang dibuat-buat dapat menarik perhatian laki-laki dan bisa menimbulkan fantasi seronok. Karenanya harus dihindari, agar tujuan memakai busana muslimah untuk melindungi muslimah itu sendiri. Prinsip kesederhanaannya tercakup disini, maksudnya harus dihindari gaya busana dan hiasan yang berlebihan supaya tidak menarik perhatian yang tidak semestinya. (Sumber: Majalah Ummi edisi spesial Oktober-Desember 2005/1426 H)
Wahai ukhti yang dirahmati Allah, marilah kita memperbaiki penampilan diri kita, menjadi wanita muslimah yang selalu diridhai Allah karena pakaian takwa adaalah pakaian yang sempurna, Let's go menjadi bidadari dunia yang dapat membuat bidadari syurga cemburu. Segerakan untuk merubah pakaian jahiliyah yang selama ini kita banggakan karena tahukah kita bahwa pada waktu Rasulullah Saw melaksanakan isra' mi'raj pada waktu beliau melewati neraka kebanyakan didalamnya adalah"Wanita yang berpakaian tapi telanjang" Na'uzubillahi mindzalik, semoga Allah selalu melindungi kita ukhtiku, dan wanita yang memakai pakaian yang takwa tidak akan dijilat tubuhnya oleh api neraka yang sangat....100Mx panasnya.
:maap
Sumber:http://webforum.plasa.com