Selamat Datang di blog Neneng

Kamis, 06 Agustus 2009

Aneh Tapi Nyata

ANEH TAPI NYATA
Manusia di lahirkan ke muka bumi oleh Tuhan-Nya adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi dan menyembah kepadan-Nya.Namun yang dilakukan oleh manusia itu jauh sekali dari fitrahnya manusia diciptakan.Terlalu banyak kebengisan,keserakahan,dan juga keegoisan manusia satu terhadap manusia lainnya.Tak ada rasa iba,tolong menolong ataupun sekedar bersimpati atas segala peristiwa yang dialami oleh orang lain.Kebengisan terjadi di jalur Gaza,keserakahan terjadi di Amerika,dan keegoisan terjadi di Indonesia.Mengapa Indonesia?Karena Indonesia adalah negara yang kaya,bumi dan segala isinya adalah harta yang tak ternilai untuk kelangsungan hidup anak cucu kita.Sangat disayangkan ,bumi Indonesia yang kaya ini hanya tinggal cerita.Semua yang ada di bumi Nusantara ini adalah milik perusahaan asing.Kita rakyatnya hanya bisa menonton dari kejauhan tentang hasil dan kemajuan yang dicapai oleh perusahaan itu.Sedikitpun kita tidak merasakan kesjahteraan atas nasib rakyat Papua,Bangka Belitung,Mandailing Natal,ataupun Minamata.Mereka adalah rakyat yang berjuang menyetarakan nasib hidpnya agar sama dengan rakyat pulau Jawa.Egois begitu kental tatkala pemerintah melalui perusahaan asing mengangkut hasil bumi mereka untuk dibawa ke pulau Jawa dan dijual keluar negeri.Hati mereka bertanya"Untuk kami mana?".Kesenjangan itu terus berlangsung hingga pemerintahan SBY kini.Yang kita dengar adalah kepedihan dari luar sana tentang daerahnya yang dieksplorasi,namun tak ada kesejahteraan ataupun pembangunan menyapa mereka.Papua ribut kembali,berdarah lagi.Semua itu berujung pada kasus PT.Preefort.Perusahaan tambang emas itu disinyalir oleh warga,tak mau memberikan bantuan walau hanya sekedar untuk pembangunan jalan menuju rumah mereka.Masih banyak lagi peristiwa di Indonesia yang membuat hati kita menangis.Contoh kecil adalah kecurangan saat ujian nasional berlangsung.Para oknum guru dan oknum kepala sekolah berjibaku mencari akal agar siswa mereka lulus 100% dalam ujian nasional itu.Siswa dibekali dengan jawaban soal ujian nasional pada saat ujian berlangsung.Lalu yang menjadi pertanyaan nya adalah mau dibawa kemana negeri kita ini?Jika seluruh elemen yang ada di negeri ini masih egois mementingkan diri sendiri.Pemerintah selalu berjanji akan segera menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi.Akan segera menanggulangi atau akan segera diatasi.Tapi buktinya adalah menyelesaikan kasus yang membelit dirinya,menanggulangi ekonomi keluarganya,dan mengatasi krisis keuangan keluarganya.Masyarakatnya pun kini menjadi apatis dengan segala janji-janji pemerintah.Mau begini-begitu toh hasilnya sama saja.Yang sejahtera ya...yang diatas.Akhirnya tidak ada titik temu antara masyarakat dan pemerintah.Yang pada akhirnya tetap lu-lu-gue-gue.Pemerintah tetap dengan janjinya dan masyarakat dengan harapan sejahteranya.Manusia yang diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin itu tak ada.Sebab semua berbuat kerusakan dan tidak menyembah Tuhan-Nya.Aneh tapi nyata tapi itulah yang terjadi diIndonesia.NEGERI YANG KAYA RAYA TAPI TAK PUNYA APA-APA.IRONIS YA...



by nchi 6 agustus 2009

ASAL BUKAN SAYA

Prihatin sekali melihat keadaan kehidupan masyarakat kita.Sudah jauh dari bahagia,banyak harta,apalagi soal sejahtera,Jauuuuuuuh.Entah dosa apa yang dilakukan masyarakat kita dan para pemimpinnya,sehingga orang yang asli tinggal diIndonesia ini jauh dari kesan Sejahtera.Selidik punya selidik,masyarakat kita tidak terbiasa bicara jujur,demikian pula para pemimpin kita.Bila bahasa masyarakat bilang jujur itu tidak sopan (kalau bahasa Sundanya togmol),sedangkan para pemimpin itu bila bicara jujur itu tidak diplomatis atau tidak mikul duwur mendem jero.Oaalah sampai bingung dengan tingkah polah mereka ini.(masyarakat dan pemimpin).Sebagai contoh kecilnya dalam masyarakat adalah ketika ada anggota keluarga mereka yang kentut alias buang gas,si pelaku kentut ini tak akan langsung mengakui kalau mereka ini kentut.Ia akan beralibi menyangkal semua tuduhan anggota keluarga yang menuduhnya kentut.(he...he...kayak dalam detektif Conan saja pakai alibi).Baru setelah alibi terbantahkan si pelaku kentut ini akan ngaku dan minta maaf.Coba ya dari tadi sebelum pada heboh dan saling tuduh.Sedangkan para pemimpin bila ada masalah pasti yang keluar adalah bahasa "Ya bukan kewenangan saya disini untuk menjelaskan,lebih baik tanya langsung pada yang bersangkutan".Bukankah bila ada satu divisi dalam pemerintahan melakukan kesalahan,secara tidak langsung juga divisi yang lain akan mengetahuinya.Kenapa harus ditutupi?.Pasti ada keprihatinan yang mendalam kenapa kita begitu sinis dengan bangsa kita sendiri,selain kasus di atas.Mental asal bukan saya juga ada pada kehidupan dijalan raya.Rangkaian sepeda motor bagai tak putus,mempersulit mobil yang akan membelok-bahkan ketika lampu sein telah lama berkedip memberi isyarat.Para pengendara itu seolah bilang,"Beloknya nanti saja,setelah saya lewat."Biar orang lain yang memberi jalan,bukan saya."Herannya,itu tak cuma terjadi di Jakarta.Iringan Angkot yang menunggu anak sekolah di depan SMPN I Kuningan dan di depan SMPN IV Kuningan juga memprihatinkan.Yang parah itu yang di depan SMPN I,Angkot berhenti seenaknya saja tanpa memberi jalan untuk pengguna yang lain,Berhenti pas di depan pintu perpustakaan daerah.Pak Polisi yang menjaga di daerah itu seolah kewalahan mengatasi hal tersebut.Kita tak mau mengalah,itu bagus kalau konteksnya tepat.Tapi saat harus memberi kesempatan bagi orang yang (mungkin lebih)membutuhkan,semangat tidak mau mengalah itu jelas salah.Yang terjadi dikalangan mahasiswa adalah keengganan mengantarkan kartu atau bicara mengeluarkan pendapat mereka apabila ditanya mengenai suatu materi oleh dosen.Pemandangan yang terlihat adalah diam seribu bahasa.Takut salah dan disalahkan.Diejek teman masih menjadi momok yang menakutkan.Berbeda bila diluar pertanyaan dosen,mahasiswa ini akan lancar berbicara,mengeluarkan pendapat,apalagi bila membicarakan kekurangan teman atau kekurangan dosen.Lancar,selancar jalan tol.Kalau konteksnya adalah pemenuhan naluri egosentris,lagi-lagi jalan raya juga tak kurang menyajikan bukti.Misalnya kecelakaan karena pelanggaran rambu,atau bus penuh penumpang yang dihajar kereta api setelah menerobos palang pembatas."MENTAL ASAL BUKAN SAYA "juga menjadi pertanda lepasnya tanggungjawab seseorang.Atau pemalu.Bahkan pengecut.Bila ada apa-apa,biar orang lain saja.Maka disetiap seminar atau rapat besar,kursi terdepan sering kosong karena orang enggan menanggung resiko bila ada apa-apa.(memangnya kursi di bioskop ya...No.I itu ya di belakang)Padahal di waktu yang berlainan,orang saling sodok didepan loket karcis,saling injak berebut kupon sedekah atau BLT.Dalam hal ini sikap yang berlaku adalah sikap "Biar saya duluan."Tak peduli orang lain kebagian atau tidak.Ironis ya?Semoga sedikit tulisan ini dapat membuka mata hati kita tentang sikap-sikap buruk kita yang selayaknya harus kita rubah.

*Daftar pustaka:Majalah Intisari edisi Agustus 2009,hal 184


by nchi 6 agustus 2009

Senin, 03 Agustus 2009

Disiplin,Efektif dan Efisien

Ketika saya menulis ini saya tak memiliki judul yang pasti,terlalu kompleks rasanya bila saya pokokkan tulisan ini pada satu masalah.Tulisan ini saya buat berdasarkan kengerian saya terhadap cara belajar anak muda sekarang atau mungkin lebih tepat bila dikatakan cemas yang berlebihan.
Pada awalnya saya melhat sendiri fenomena contek menyontek di kelas saya.Lihai sekali mereka melakukannya,tak ada takut bersemayam dalam hati mereka.Kemudian masalahnya menjadi melebar ketika mendegar langsung dari kawan saya bahwa hal itu bukan terjadi dikelas saya saja hal itu terjadi pada jurusan lain juga.Dengan lantang ia berkata telah terjadi kecurangan dan ia merasa dirugikan sebagai pihak yang tidak melakukan contek menyontek.Lebih malu lagi ketika ia berkata bahwa kita calon pendidik.
Pedih dan perih campur aduk menjadi satu.Disatu sisi itu urusan mereka mau nyontek kek,jujur kek,ya terserah saja.Disisi lain saya merasa sedih karena itu adalah kejahatan dengan konsfirasi yang rapih (menurut saya).Perkatan teman saya itu terus terngiang-ngiang ditelinga saya.Saya menjadi takut.Takut saya berdasar pada sikap toleransi teman-teman saya yang melakukan contek menyontek.Toleransi yang salah.Mau dibawa kemana ya pendidikan kita,kalau pendidik yang dihasilkan adalah pendidik yang menipu diri sendiri.Nilai besar ,dapat beasisiwa pula(TIDAK SEMUA YANG DAPAT BEASISWA MELAKUKAN KECURANGAN)bukan hasil dari jerih payah sendiri alias tidak berpikir sama sekali atau bahas kerennya ga pake nalar,MELAINKAN HASIL MEMINDAHKAN KATA-KATA DARI BUKU MATERI ATAU DARI TEMAN.Kekecewaan ini terlalu bertumpuk dalam dada.Ada tidaknya hati nurani diragukan dalam kasus ini.Sejatinya hati nurani menjadi pelita ketika kita melakukan kesalahan.
Kesedihan saya bertambah,bila melihat semangat teman-teman saya kuliah.Tidak ada disiplin sama sekali.Datang terlambat,tugas dosen jarang diperhatikan.Dibalik kesedihan saya itu juga ada rasa gelinya.Saya berdo’a semoga perasaan saya ini salah.Mengapa?Karena saya meliha fenomena aneh dimana yang melakukan kecurangan itu bukan saja mahasiswa,tetapi juga oknum dosen.hal ini merupakan tali temali yang berkaitan.Dosen juga suka terlambat.Tugas juga diperiksa marathon,Absensi tidak diperhatikan.Sehingga menimbulkan efek yang negative bagi mahasiswa yang berpikiran picik.”biar saja terlambat juga,dosennya juga suka begitu”.Dari semua yang terjadi bermuara pada Disiplin,Efektif dan Efisisen.
Peran pendidik disini mungkin akan lebih berpengaruh merubah siswa,dibanding sitem pendidikan kita yang musti bolak-balik diganti.Karena sebagus apapun sistem bila tidak dibarengi dengan pendidik yang professional tidak akan berjalan dengan lancar.Penanaman nilai budipekerti luhur,Pengamalan ajaran Ki Hajar Dewantara,mungkin dapat diperhatikan oleh calon pendidik.Menjadi pendidik yang benar-benar mendidik.Mari kita mulai perubahan dari diri sendiri.JAUHKAN MENYONTEK,HILANGKAN KORUPSI WAKTU,DAN AMALKAN BUDI PEKERTI LUHUR.
PBSI YES…..FKIP TOP…..UNIKU JAYA…..

Copyright by nchi 27 Juli 2009

IKHLAS

IKHLAS Kata itu memang mudah sekali diucapkan,namun sangat sulit dijalankan.Betapa tidak untuk manjadi pribadi yang ikhlas banyak godaannya.Baik dari diri sendiri ataupun dari orang yang berada dilingkungan kita.Satu cerita yang menarik akan say angkat pada tulisan saya kali ini.Cerita ini diambil dari Majalah Intisari edisi Maret 2009 hal 192.Suatu tengah malam,seorang teman lama mengirimkan pesan pendek lewat ponsel,"Sore tadi rumah saya terbakar".Saya kaget .Ia seorang yang ulet bekerja,pandai membawa diri,tak suka menyakiti hati orang lain,ramah pada siapapun.Ia sisihkan gajinya bulan demi bulan,sampai akhirnya mampu mencicil rumah type 36 di kawasan Tangerang.Bersama istri dan ketiga anaknya,ia isis rumah itu dengan kehanngatan,kebersahajaan,dan kebahagiaan.Kini rumah itu telah musnah atapnya.Tetangga sebelah teledor,hingga terjadi hubungan pendek arus listrik.Kebakaran itu melelp separuh rumah,sebelum menyambar rumah teman saya tadi.Terpukul,tentu.Wajahnya kuyu,tubuhnya lemas.Habis sudah jerih payahnya selama ini.Sepertiga gajinya untuk mencicil,sepertiga lagi untuk sekolah anak,dan sisanya untuk makan dan teransport.Dari mana lagi uang untuk memperbaiki rumah?Ditambah ada tetangga yang bermulit jahat,mengumbar kecurigaan,bukan tak mungkin sumber api berasal dari rumah teman saya.Ia marah,hampir meledak.Kuduknya tegang,Saya mencoba menenangkan sekenanya,"ini cobaan Tuhan Tabah,sabar tawakal".Matanya sedikit menyala.Singkat cerita,ketika ia salat,SEGALA KEMARAHAN,SAKIT HATI,KEBENCIAN,BURUKSANGKA,PUTUS ASA,SEGALA PERASAAN DAN PIKIRAN NEGATIF IA LEPASKAN.DALAM HAMPA,HATI MERONGGA,IA MERASAKAN KEKOSONGAN TANPA RUANG,TANAP TEPI.SAAT TANGAN MENENGADAH,DIRINYA SEPERTI MENGANGA.TIULAH DETIK-DETIK IA MERASA HATINYA TERAMAT RINGAN,SEHINGGA MUSIBAH TERASA ANUGERAH.Sejurus kemudian,segala kebutuhan tersibak.Tetangga menawarinya tumpangan dan mengirimi makanan,teman-teman mulai berdatangan,RT/RW siapmembantu sebagian biaya renovasi,dsb.Malah ia berbisik,kini uangnya mulai berlipat kali dibandingkan dengan sebelum kebakaran.Kuncinya satu kata IKHLAS. Begitulah teman-teman nasib orang yang ikhlas itu selalu ada penolongnya.Sebenarnya bila kita sadari semua yang terjadi dalam hidup kita adalah sesuatu yang wajib kita ikhlaskan.Ketika kita mengucap kalimah Sahadat,bersaksi bahwa Allah swt adalah Tuhan kita dan Muhammad saw adalah RosulNya,maka wajib bagi kita semua mengimani segala yang tertera dalam Rukun Iman.Dalam kasus Ikhlas ini tentulah Rukun Iman yang ke-5 yaitu beriman kepada Qada dan Qadar.Semoga tulisan saya ini dapat sedikit membuka pikiran kita tentang ikhlas.Intinya apun yang terjadi dalam kehidupan kita,baik ataupun buruk kita wajib mengikhlaskannya,tanpa kecuali.