Selamat Datang di blog Neneng

Kamis, 03 September 2009

Apa Yang Kita Butuhkan



Sekelumit pertanyaan ini layak hadir saat bulan suci Ramadan tiba.Mengapa?Karena kita terlalu banyak mengeluarkan energi untuk sebuah penyambutan bulan suci.Yang pada dasarnya bulan suci itu ada pada hati kita sendiri.Kita terlalu sibuk dengan berbagai pengaturan.Menjaga image agar dibilang muslim sejati.....Bila kita mencermati tulisan Jamal D.Rahman yang dimuat Majalah Horison edisi September 2009,kita akan dibuat malu dengan yang telah kita lakukan.Betapa tidak,kita telah banyak lalai dan menyengsarakan diri sendiri.Dalam tulisannya Jamal lebih banyak menyoroti masalah identitas kebangsaan.Namun itulah Indonesia,negara yang subur makmur,namun dipenuhi masyarakat yang tak pandai bersyukur.Lebih gila lagi masyarakat kita senang berbuat kerusakan.Yang menjadai masalah adalah budaya masyarakat kita ketika ramadan tiba,dengan segala daya dan upaya dikerahkan hanya untuk menyambut bulan ramadan alias bulan puasa.Ibu-ibu sibuk menyiapkan makanan untuk menu sahur pertama.Mungkin dalam agama dibolehkan,yang menjadai tidak boleh adalah menghalalkan segala cara untuk penyambutan itu.Tidak punya uang jadi ngutang.Mungkin itulah hal yang membuat saya berpendapat masyarakat kita tak pandai bersyukur dan berbuat kerusakan.Ya...berbuat kerusakan.Karena dengan sikap seperti tiu terus menerus akan melahirkan budaya betapa perlunya makan enak saat sahur pertama tiba.Hal ini berdasar pula pada pernyataan Jamal berikut:Proyek identitas terjebak dalam satu pengandaian bahwa identitas budaya adalah sesuatu yang sudah ada dan terberi,sehingga tugas subjek tinggal menemukan identitas itu saja lagi.Para ibu yang menjadi Ummu madrasatun telah mengajarkan hal demikian.Mereka lupa mengajarkan bahwa yang terpenting dalam berpuasa adalah makna puasa itu sendiri.Buat apa sih puasa?Bagaimana sih agar ibadah puasa kita diterima oleh Allah?Meskipun kita tidak mengetahui secara eksplisit apakah ibadah puasa kita diterima atau tidak,karena tak ada pengumumannya,namun setidaknya kita Berusaha mengajarkan pada keturunan kita puasa itu hidup apa adanya.Sebab bila kembali pada pitrah manusia,kebutuhan manusia itu makan dan minum,tidak peduli makan sahur dengan apa dan minum rasa apa.Jadi mengapa musti repot.Itulah makna bulan suci ada dihati kita.Dimana sikap hati kita tidak tamak dan tidak mengada-ada.Selamat menjalankan ibadah puasa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar