Selamat Datang di blog Neneng

Senin, 17 Mei 2010

SPEED READING TEKNIK MEMBACA YANG LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN

Kehadiran berbagai informasi dalam kehidupan kita sehari-hari, tak pelak memaksa kita untuk ikut berpacu mendapatkan informasi tersebut dengan cepat. Berbagai cara telah kita lakukan, mulai dari berlangganan surat kabar harian, majalah mingguan, majalah bulanan, atau yang lebih gampang menyimak berita dari televisi. Namun, proses menyimak berita di televisi terkadang mengaburkan informasi yang kita dapat. Hal tersebut dikarenakan ada penggalan berita yang kita lupa. Berbeda halnya dengan mendapatkan informasi dari membaca, apabila ada yang terlupa kita dapat mengulangi membaca. Hal-hal yang kita pelajari dalam membaca akan terasa lebih mudah kita ingat dan kita pahami. Akan tetapi, untuk sampai pada proses pemahaman bahan bacaan yang kita baca diperlukan teknik membaca yang efektif dan efisien.

Untuk menengahi masalah tersebut, bertempat di Gedung Student Center Iman Hidayat Universitas Kuningan, Forum Diskusi Bahasa dan Sastra Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, menyelenggarakan seminar tentang Super Speed Reading. Seminar yang berlangsung tanggal 8 Mei 2010 ini mengangkat tema Revolusi Kesadaran Membaca Dalam Meningkatkan Eksistensi dan Kualitas Membaca.
Acara seminar kali ini berjalan sangat interaktif, tidak membosankan, dan menyenangkan. Tentunya hal tersebut dikarenakan pemateri yang membawakan acara seminar Forddisba merupakan trainer handal. Dengan kendali Bapak Rukadi M.Pd., dan pemateri nasional Bapak Erwin Kurnia Wijaya, S.Pd., sanggup memukau para peserta seminar yang umumnya para guru bahasa dan sastra Indonesia dan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Ssatra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kuningan.

Seminar super speed reading menyajikan materi bagaimana cara membaca yang efektif dan efisien. Pada awal perjumpaan, sang pemateri kita menyuguhkan cara membaca cepat dengan tenik melatih kecepatan gerakan mata. Kita dilatih menggunakan fiksasi sesingkat mungkin. Pada kesempatan ini, Erwin mengemukakan, bahwa teknik fiksasi yang kita lakukan ialah untuk mempercepat proses membaca. Lebih jauh Erwin menegaskan bahwa hambatan-hambatan dalam membaca mulai saat ini juga harus dihilangkan guna melatih kecepatan dalam membaca. Hambatan-hambatan itu biasanya pada saat membaca kita bersuara, melakukan gerakan bibir, melakukan gerakan kepala, melakukan gerakan jari, melakukan regresi, atau subvokalisasti (bersuara dalam hati). Hasil kecepatan membaca dengan teknik mengurangi fiksasi dapat kita rasakan hasilnya saat itu juga. Dengan sabar, Erwin menjelaskan cara mengetahui berapa kecepatan kita dalam membaca ketika kita belum mengurangi fiksasi dengan sesudah kita mengurangi fiksasi. Rata-rata peserta naik kecepatannya 30 sampai 40%. Yang pada awalnya 250 setelah mengurangi fiksasi menjadi 300 atau 350. Begitu pula yang awalnya 360 bisa menjadi 460. Kecepatan itu kita ketahui melalui perhitungan berikut, Banyaknya kata dalam satu kalimat dikali jumlah baris yang telah kit abaca. Maka, hasilnya merupakan angka kemampuan kecepatan membaca kita.

Seseorang yang akan membaca pada umumnya merasa takut akan tebalnya buku. Baru melihatnya saja, ia sudah bilang haduh. Dengan menggunakan teknik membaca cepat, diharapakan setebal apapun buku yang akan dibaca tidak menyurutkan langkah kita untuk membaca. Bila tidak takut membaca sudah ada dalam jiwa kita, maka bersiaplah menjadi manusia yang banyak ilmu pengetahuan dan wawasan yang berlimpah. Ungkapan itu mengacu pada definisi membaca yang diungkapkan oleh Erwin, bahwa membaca adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam memori manusia. Sejalan juga dengan ungkapan dari Bapak Rukadi bahwa orang-orang yang sukses ialah orang-orang yang memiliki banyak informasi.
“Teknik membaca cepat maksudnya membaca yang mengutamakan kecepatan. Hanya saja kecepatan disini fleksibel”.Ujar Erwin. Erwin menganalogikan bahwa seorang pembaca itu sama dengan seorang supir. Artinya, ada saat-saat dimana seorang pembaca harus melakukan jeda, atau menterjemahkan teriabih dahulu apa yang dia baca. Sama dengan seorang supir yang harus mengerem kendaraan dan harus menancap gas kendaraannya kembali.

Seminar Super Speed Reading usai pukul 12.30. Sebenarnya waktu tersebut dirasakan kurang untuk memahami sebuah teknik. Harapan kedepannya, ada lagi work shop Speed Reading tentunya dengan waktu yang lebih memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar