Selamat Datang di blog Neneng

Jumat, 09 Oktober 2009

Sastra

Sastra...
Kata itu aku kenal sekali sejak duduk di bangku MTs.Guru Bahasa Indonesia sering menerangkan tentang sastra,namun tidak spesifik.Beliau hanya menjelaskan tentang bentuk karya sastra,jenis puisi,dan jenis-jenis karangan.Kalau drama aku lupa,pernah mungkin.Hanya saja aku tidak menyimaknya dengan baik.Yang kuingat dari pelajaran Bahasa Indonesia itu adalah ketika menjelaskan jenis puisi.Tidak banyak hanya pengenalan saja.Seperti puisi lama dan puisi baru.Ada gurindam,syair,pantun,hikayat.Jenis novel yang dulu sering disebut,namun aku hingga kini belum pernah membacanya adalah novel yang berjudul Siti Nurbaya,dan Salah Asuhan.Cerita itu aku ingat sekali bukan karena ku baca,melainkan aku menyaksikannya dilayar kaca.Untuk mengarang aku selalu menyimak dengan baik,tidak tahu mengapa.Bagi ku mengarang adalah hal yang menyenangkan.Untuk bagian ini aku selalu unggul.Nilai 9 atau dengan nilai bila ulangan tiba adalah 20.Nilai sempurna.
Setelah duduk dibangku kuliah ada hal yang membuatku semakin tertarik.Hal itu adalah mempelajari sastra itu lebih dalam lagi.Pengetahuan tentang kesastraan ku dapat dari dosen yang sangat idealis sekali.Teori sastra,Ku kenali mata kuliah itu,jungkir balik aku ikuti.Susah payah aku membaca novel-novel rujukan dosen ku.Hingga pada akhirnya aku menyukai membaca novel dibandingkan dengan membaca berita dikoran.Ada keasikan tersendiri dalam membaca novel.Meskipun sampai sekarang belum banyak novel yang ku baca,namun setidaknya novel yang direkomendasikan oleh dosen ku itu sudah kubaca,berikut antologi puisinya.Sayang sekali aku tidak terlalu ingat rentetan cerita novel-novel itu.Yang ku ingat Novel Laskar Pelangi menceritakan tentang persahabatan Ikal,Lintang,Mahar,A kiong,Sahara,Trafani,Harun,Borek,Kucai,Syahdan yang terjalin pada Sekolah Muhammadiyah.Para priyayi tentang lantip yang diangkat anak oleh sastro soedarsono.Ca Bau Kan tentang Tinung yang menjadi pelacur pada zaman belanda,mempunyai dua laki-laki dan memberi anak perempuan.Dua anak itu sama dinamakn Giok Lan.Karena nama ayahnya sama Tan Peng Liang.Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tentang Srintil yang mempunyai indang sebagai ronggeng.Ia tidak merasa kalau dirinya dieksploitasi oleh kakek neneknya sebagai ronggeng,dimana dia harus selalu melayani nafsu bejat laki-laki dengan mengnyampingkan nurani.
Yang menjadi perhatianku kini adalah rendahnya minat mahasiswa Bahasa Sastra terhadap karya sastra.Hal itu terbukti dengan jumlah karya sastra yang mereka baca.Aku tahu itu jika dosen sastra ku masuk.Beliau tidak pernah lelah mengingatkan untuk selalu membaca karya sastra.Lebih memprihatinkan lagi adalah saat HIMA memperingati Bulan Bahasa yang jatuh bulan ini Oktober.HIMA mengadakan seminar nasional dengan mendatangkan satrawan handal Acep Zamzam Nur,Lintang Ismaya,dan Soni Farid Maulana.Minat mereka biasa saja,apresiasi mereka datar.
Bagaimana Bahasa Sastra mau maju,jika kita sebagai warga yang mengaku belajar Bahasa sastra tidak menghargai hal yang seharusnya menjadi kebanggan kita.Wiih hebat anak sastra ngdatangkeun sastrawan,pikirku.Tapi sayang sekali kata itu tidak muncul dari mereka.Yang mereka tanyakan meunang poin sabaraha,bayar sabaraha.Secara,hari gini ngitung poin.Rasanya tidak sebanding dengan kepuasan ketika bertemu dengan sastrawan itu.Aku membayangkan bagaimana kalau HIMA tidak mendatangkan sastrawan tersebut.Sengaja datang ke rumahnya jauh,belum ongkosnya,belum ini itu nya.Wah repot sekali.
Entah sengaja atau tidak mereka bersikap seperti itu.Karena jika diresapi lagi sikap itu justru merugikan pribadi mereka.Alhasil mereka menjadai alumni Bahasa Sastra tapi tidak tahu karya sastra.Sejatinya kita apresiasi acar tersebut,karena acara itu milik kita "Anak Sastra".Yuuuk semuanya datang ke acara seminar nasional bahasa dan sastra Indonesia di SC.
By Sri Neneng pendapat pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar